Menguak Makna Mendalam Mengapa One Piece Menjadi Simbol Perlawanan di Indonesia?
Surakarta- Fenomena bendera One Piece yang berkibar di Indonesia belakangan ini bukan sekadar tren biasa. Simbol Bajak Laut Topi Jerami milik Monkey D. Luffy dan krunya ini telah menjelma menjadi lambang perlawanan, menuai perhatian tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.

Baca Juga : Deddy Sitorus Kembali Jadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif DPP PDI Perjuangan
Aksi pengibaran bendera ini viral di media sosial dan ruang publik, terutama saat bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80.
One Piece: Lebih dari Sekadar Anime, Sebuah Simbol Perlawanan
Tak hanya bendera, simbol-simbol One Piece juga muncul dalam bentuk mural di tembok-tembok kota, stiker di jalanan, hingga unggulan viral di platform digital.
Fenomena ini bahkan menarik perhatian komunitas penggemar One Piece di seluruh dunia. Salah satunya adalah akun Instagram @onepiecenewsalerts, yang mengangkat kisah ini ke ranah global.
“One Piece adalah cerita yang dibangun di atas tema penindasan, pemberontakan, dan perjuangan melawan tirani. Wajar jika kisah ini beresonansi dengan mereka yang hidup di bawah sistem yang tidak adil.”
Mengapa One Piece Begitu Bermakna bagi Aktivisme?
Serial karya Eiichiro Oda ini memang sarat dengan pesan tentang kebebasan, persahabatan, dan perjuangan melawan kekuasaan yang korup. Karakter seperti Monkey D. Luffy, Nico Robin, atau Trafalgar Law masing-masing mewakili perjuangan melawan ketidakadilan dalam bentuk yang berbeda.
“Ini bukan tentang ‘mengubah kartun menjadi politik’,” lanjut @onepiecenewsalerts. “Ini tentang bagaimana sebuah cerita fiksi bisa mencerminkan realitas yang dialami banyak orang. Ketika penggemar menggunakan bendera Topi Jerami dalam aksi protes, itu adalah bentuk solidaritas dan ekspresi perlawanan terhadap ketidakadilan.”
Dari Media Sosial ke Dunia Nyata One Piece sebagai Alat Perjuangan
Aksi-aksi yang menggunakan simbol One Piece ini bukan sekadar ikut-ikutan. Bagi banyak orang, ini adalah cara untuk menyuarakan aspirasi mereka dengan bahasa yang universal.
“Orang-orang ini menggunakan fiksi untuk menyampaikan perjuangan nyata. Mereka pantas dihargai, bukan dicemooh,” tegas akun tersebut.
Di Indonesia, ia telah menjadi simbol harapan dan perlawanan—bukti bahwa cerita fiksi pun bisa menginspirasi perubahan di dunia nyata.
1. Fenomena Viral: Bendera One Piece di Tengah Momen Politik Indonesia
Beberapa pekan terakhir, bendera kru “Topi Jerami” milik Monkey D. Luffy muncul di berbagai tempat:
-
Dikibarkan di depan gedung-gedung publik
-
Menjadi mural di tembok-tembok kota
-
Viral di media sosial dengan tagar #OnePieceIndonesia
Yang menarik, fenomena ini meletup tepat saat Indonesia memasuki momen politik panas, seperti pemilu, demo buruh, atau kritik terhadap kebijakan pemerintah.
“Ini bukan kebetulan,” kata Budi, seorang aktivis yang menggunakan bendera One Piece dalam aksinya. “Luffy dan krunya melawan pemerintah dunia (World Government) yang korup.
2. Mengapa One Piece, Bukan Anime Lain?
Ada ribuan anime populer, tapi mengapa justru yang jadi simbol perlawanan?
A. Cerita yang Sarat Kritik Sosial
-
Luffy vs World Government = Rakyat vs Penguasa Korup
-
Karakter seperti Nico Robin (korban genosida) = Perlawanan terhadap kekerasan negara
-
Tema “kebebasan sejati” = Kritik terhadap sistem yang menindas
B. Simbol yang Mudah Dikenali
-
Bendera Topi Jerami sederhana tapi powerful
-
Bisa dipakai di demo, mural, atau meme
C. Komunitas Fanbase yang Besar
One Piece punya jutaan fans di Indonesia, sehingga pesannya cepat menyebar.
3. Sorotan Global: Media Internasional Membahas One Piece Indonesia
Fenomena ini tak hanya ramai di dalam negeri. Akun-akun penggemar One Piece di Jepang, Amerika, dan Eropa ikut membahasnya.
4. Reaksi Pemerintah & Kontroversi
Tak semua pihak setuju. Beberapa kelompok mengkritik:
-
“Ini hanya ikut-ikutan anak muda.”
-
“Jangan bawa-bawa anime ke politik.”
Tapi para pengguna bendera ini membalas:
“Kami bukan sekadar fans. Kami memaknainya sebagai perjuangan nyata.”