BLK Pemprov Jawa Tengah Buka Pelatihan Pemandu Wisata Gunung: Tingkatkan Kompetensi dan Manfaatkan Potensi Ekonomi Pendakian
Berita, Surakarta- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berkomitmen untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, salah satunya melalui pengembangan sektor pariwisata alam. Kali ini, Pemprov Jateng melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang 1 menghadirkan program pelatihan Pemandu Wisata Gunung sebagai upaya memenuhi kebutuhan tenaga pemandu profesional di kawasan pendakian.

Baca Juga : Kebijakan Prabowo Abolisi untuk Tom Lembong & Amnesti untuk Hasto
Pelatihan Pemandu Wisata Gunung: Solusi Lapangan Kerja dan Peningkatan SDM
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Aziz, menjelaskan bahwa program ini dirancang berdasarkan Training Need Analysis (TNA) yang menunjukkan tingginya permintaan pemandu pendakian gunung.
“Kami melihat potensi besar di sektor wisata alam, khususnya pendakian gunung. Banyak pendaki, baik lokal maupun mancanegara, yang membutuhkan pemandu profesional. Oleh karena itu, BLK Semarang 1 membuka pelatihan ini untuk mencetak pemandu yang kompeten,” ujar Aziz di Semarang.
Potensi Besar Wisata Pendakian di Jawa Tengah
Berdasarkan data Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Jawa Tengah, terdapat 15 gunung yang kerap didaki di wilayah ini, dengan total pendaki mencapai 800.000 orang per tahun, termasuk wisatawan asing.
“Pendaki dari luar negeri biasanya membutuhkan lebih dari dua pemandu, baik untuk memandu jalur pendakian, membawakan barang, atau sebagai penerjemah. Ini peluang besar bagi masyarakat untuk berpenghasilan sekaligus memajukan pariwisata lokal,” papar Aziz.
Materi Pelatihan: Teknik Pendakian, Budaya Lokal, hingga Keselamatan
Pelatihan ini tidak hanya fokus pada kemampuan teknis pendakian, tetapi juga membekali peserta dengan pengetahuan budaya, adat istiadat, dan kearifan lokal di sekitar gunung.
“Kami ajarkan peserta tentang pantangan, tradisi, dan hal-hal spiritual yang berkaitan dengan gunung. Misalnya, ada tempat-tempat yang dianggap sakral atau ritual tertentu yang harus dihormati. Dengan begitu, pemandu bisa memberikan informasi lengkap kepada pendaki,” jelas Aziz.
Selain itu, peserta juga akan dilatih mengenai:
-
Navigasi dan survival di alam bebas
-
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
-
Komunikasi efektif dengan pendaki lokal maupun asing
-
Manajemen risiko bencana alam
Kelas Perdana Dibuka dengan Antusiasme Tinggi
Pada tahap awal, Pemprov Jateng membuka satu kelas dengan 16 peserta terpilih dari 300 pendaftar.
“Ini masih uji coba. Jika responsnya bagus, kami akan kembangkan ke BLK lain di Jawa Tengah dan menambah kuota peserta,” ungkap Aziz.
Prospek Kerja dan Dukungan Pemprov
Pemprov Jateng juga berencana menjalin kerja sama dengan biro perjalanan dan komunitas pendaki untuk menyerap tenaga kerja lulusan BLK.
“Kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga memastikan lulusan punya akses kerja. Ke depan, kami akan dorong kolaborasi dengan pihak pengelola wisata dan agen travel,” tambah Aziz.
Tertarik Jadi Pemandu Gunung? Ini Kesempatan Emas!
Bagi masyarakat Jawa Tengah yang ingin mengembangkan karir di dunia pariwisata alam, pelatihan ini menjadi jalan masuk tanpa biaya. Dengan meningkatnya minat pendakian, profesi pemandu gunung memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan.
“Ini kesempatan untuk dapat penghasilan sambil menjaga kelestarian alam. Pemandu yang profesional akan meningkatkan kualitas wisata pendakian dan mengurangi risiko kecelakaan,” tutup Aziz.
Program ini menjadi bukti keseriusan Pemprov Jateng dalam meningkatkan SDM sekaligus memanfaatkan potensi wisata alam untuk kesejahteraan masyarakat.