Pemkot Yogyakarta Perkuat Ekosistem Kampung untuk Sinergi Bisnis-Perusahaan & Kesejahteraan Masyarakat
Yogyakarta, 20 Juni 2025 – Pemerintah Kota Yogyakarta memperkuat komitmennya dalam membangun ekosistem kampung yang berkelanjutan, menghadirkan manfaat bagi perusahaan, UMKM, dan masyarakat. Program ini dirancang untuk menciptakan simbiose mutualisme antara pelaku usaha dan warga melalui pemberdayaan berbasis kearifan lokal.
3 Pilar Utama Ekosistem Kampung
1. Kampung Kreatif (Kampoeng Batik, Kampung Cyber)
-
Kolaborasi dengan Perusahaan Teknologi: Pelatihan digital marketing bagi pengrajin batik
-
Pemasaran Bersama: Platform e-commerce khusus produk kampung
-
Contoh Sukses: Kampung Pandean kini supply batik ke 5 hotel bintang lima
2. Kampung Hijau Berdaya
-
Program CSR Perusahaan: Bank sampah dengan insentif tabungan emas
-
Ekowisata: Kampung Code jadi destinasi ESG tourism
-
Dampak: 120 KK di Gowongan terangkat ekonomi dari daur ulang
3. Kampung Inklusif
-
Penyandang Disabilitas: Produksi kerajinan didukung BUMN
-
Lansia: Budidaya jamur dengan pendampingan akademisi
-
Pemuda: Co-working space berbasis komunitas
Baca juga: Bupati Endah Subekti Ingatkan Pelajar di Gunungkidul Tentang Bahaya Narkoba
Strategi Implementasi
✅ Peta Kemitraan Digital: Matchmaking UMKM-perusahaan via app JogjaKolab
✅ Insentif Pajak: Potongan 15% bagi perusahaan yang berinvestasi di kampung
✅ Regulasi Pendukung: Perwali No. 12/2025 tentang Kampung Berkelanjutan
Dampak Nyata
-
+300 UMKM naik kelas sejak 2024
-
Rp28 miliar realisasi investasi perusahaan di kampung
-
Penurunan 40% pengangguran pemuda kampung
Testimoni Pelaku
Bu Warsini (52) pengusaha tempe crispy Kampung Wijilan:
“Dulu cuma jual keliling, sekarang ada kontrak supply ke minimarket berkat pendampingan Pemkot.”
Rencana Ke Depan
-
Ekspansi 15 kampung tematik baru
-
Pelatihan blockchain untuk transparansi supply chain
-
Festival Kampung Kreatif tiap triwulan
#JogjaNgayomi #EkosistemKampung #UMKMJogjaBangkit #KolaborasiBisnisMasyarakat
Dengan pendekatan bottom-up ini, Pemkot Yogyakarta membuktikan pembangunan inklusif bisa dimulai dari tingkat kampung, menciptakan win-win solution bagi semua pihak.
